Sunday, March 15, 2015

Beberapa Hal Yang MASIH Sama

Beberapa Hal Yang MASIH Sama


Kali ini gue mau mencoba mendongeng,gue nulis ini 15 Maret.Gue pingin mencoba mendongengkan kalian satu cerita tentang ‘Beberapa hal yang MASIH sama’.

Sebenarnya,banyak  hal yang masih sama di dunia ini,seperti perasaan dan sebuah kenangan contohnya.Waktu memang tetap berjalan,tak pernah terhenti dam angin memang tetap meniup niup.Kedua hal ini biasanya yang mempengaruhi sebuah perasaan dan sebuah kenangan.

Ada hal yang bisa hilang,dan ada hal yang tidak akan hilang.Sebuah perasaan akan hilang,ada perasaan atau sayang yang berkurang di dalam hal ini,biasanya hilang karena tertelan waktu.Kenangan akan tetap mendesak di satu posisi,tak akan pernah hilang,walau angin kian menerpa sebuah kenangan.

Tanggal  11,harusnya menjadi tanggal yang harus gue peringati bareng mantan gue.Tanggal sebelas,bulan lalu,gue berbicara di telepon secara bersebrangan,duduk di pojokan kamar,mencari sinyal terbaik.Disana gue sekedar mengucapkan Selamat anniv dan beberapa wish,salah satunya adalah kalo gue pingin hubungan ini terus berlayar lebih jauh,dia membalas hal yang sama,dia mengatakan berharap hubungan ini akan bertahan lebih lama.Malam itu,di tutup oleh kata ‘I love you’.
Setelah mendengar perkataan nya itu hari hari gue lebih berwarna,disaat itu gue berpikir ‘Dia ternyata sayang ya’.Gue berharap satu wish kami terkabul.Setelah anniv itu dia lebih baik dari sebelumnya,mengalahkan rasa PMS nya.

Tapi selain ada beberapa hal yang masih sama,ada juga hal yang berubah di dunia ini ,’Manusia’.Manusia berubah.Gue tau soal itu.Tapi sayang orang yang berubah bukan orang yang tepat.Dia berubah setelah semua kebaikannya,dan gue merasakan perubahan itu pada dirinya.

Tanggal 14 kami selesai,gue tau ini sudah di ujung.Dari awal kami memang sudah berada di ujung,bukan hanya kami tapi setiap pasangan.Hanya tinggal menunggu jatuh,atau berharap angin tak meniup terlalu besar.

Gue di putusin,saat gue lagi pergi sama temen temen gue,hari yang tadinya baik bareng temen,berubah jadi buruk banget,hati jadi kacau setelah gue lagi duduk bareng mereka di XXI,dia ngomong ke gue ‘Aku mau ngomong’ gue tau apa yang akan terjadi selanjutnya.


Gak kerasa foto ini udah satu bulan, lebih satu hari.
‘Aku mau putus’ baiklah gue membaca tulisan itu,tahan beberapa menit,gue hanya bisa menangkap setiap sendu yang menghampiri dan menerawang dengan tatapan nanar ke layar handphone.Gue beranikan diri gue untuk membalas,’Ga,ngga,gakkk,gaa’,gue mulai protes pada kenyataan.

Gue tahan sebisa gue,tapi dia selalu mengelak,alasan alasan muncul bertubi tubi.Akhirnya dia delete contact gue.Saat itu gue,resmi putus.Gue udah dua kali begini sama dia,setelah saat itu dia pergi,lalu kembali,dan pergi lagi seperti saat ini,mungkin ada hal yang tertinggal.

Pikiran gue mengawang awang,memikirkan suara nya yang masih jelas di kepala gue bahwa dia mengatakan wish yang sama seperti yang gue ucapkan.Kadang gue sampe saat ini,dengan perasaan yang sama,masih suka berandai andai bahwa ini hanya acara super trap,ya semua cowo abis diputusin ya mikir gitu.

Gue mulai menerimanya,hari hari gue berat untuk dijalani,hingga saat ini,setelah satu bulan.Mulut gue masih gak tau gimana caranya kasih senyuman tulus,yang sebelum ini gue mahir membuatnya,gue hanya lupa akan semua hal itu.

Kemaren gue pergi lagi bareng temen gue.Pada tanggal yang sama,tempat yang sama,sahabat yang sama,dan satu lagi,perasaan yang sama.Gue berjalan di tengah ramainya pengunjung kemarin itu,Gue mulai melihat kesofa yang waktu itu gue dudukin.

gue ambil dari sudut yang sama,seperti sebulan lalu.

Gue berdiri di depan sofa itu,belum ada gerakan untuk duduk,gue hanya melihat dengan tatapan kosong akan sofa itu,gue melihat gue yang lagi murung saat itu,semacam flashback,tapi lebih real.Kebayang waktu itu,gue bagai orang asing yang ngeliatin diri gue sendiri saat itu.

Gue duduk,hanya untuk mengambil gambar,dari sudut yang sama,dan perasaan yang sama,gue mengambil gambar,gue gak bisa tahan tenang handphone di tangan,tangan gemeteran,air mata mengalir di pipi sebelah kanan.

Kemaren unik ya,gue pergi bareng orang yang sama,di luar maupun di dalam hati gue,ke tempat yang sama kayak tanggal bulan lalu,perasaan yang sama tentunya gue hadapi disini,hari ini juga terasa berat untuk memijakan setiap langkah,sama kayak sebulan lalu.


Angin masih meniup niup,Waktu masih berjalan,Gue masih cinta.


Cinta kini bagaikan batu pantai yang sulit terkikis dalam waktu dekat,memerlukan waktu yang lama untuk menghancurkannya,dan untuk beberapa air di pesisir pantai yang terus menggelegar,dia hanya datang dan pergi,menyakiti dan menghancurkan hal lain yang ia tumpangi.
Read More

Jangka Ingusan

Jangka Ingusan

‘Today was good.Today was fun.Tomorrow is another one’
~Dr.Seuss


Setelah hari gue menjadi pemimpin,hidup gue masih kayak gembel.Gue sekolah seperti biasa pada awalnya hari rabu kemaren.Kamis gue ada kegiatan renang dari sekolah,kali ini,gue tau apa yang
Gue duduk sama cewe Rabu itu.Dia minta gue untuk bukain salah satu bagian dari jangkanya.Karena gue lelaki,Challenge Accept.Ya gue akuin itu jangka keras banget,apa gue yang .... Kerasnya membuat gue semakin semangat untuk ngebuka benda yang saat itu menyandang sebagai Benda Jahanam.

Sekuat tenaga,muka ngeden,kening mengkerut,ubun ubun nambah satu benda ini masih gak ada kegeseran sedikitpun.Gue masih berusaha (dikit lagi keluar nih),sampe akhirnya ada perubahan di tangan gue.Awal hati gue seneng udah bisa buka benda ini yang dari awal nantang gue,dan gue juga seneng,punya image kalo gue itu kayak Agung Hercules.

Aaaaaaassssssttttuuuutttiiiii,gue mulai membuka tangan gue yang gue bungkus tisue waktu itu.Gue kaget ngeliat apa yang ada.Jangka kebelah dua.Gue liat ke kanan untuk memastikan bahwa teman sebelah gue belom nyiapin belati buat ngegorok gue mengenaskan.

Leher gue menghadap ke cewe di sebelah gu,hal yang pertama gue lihat adalah tangannya,mencari cari dan memastikan bahwa tidak ada belati.Dia melihat kejadian itu,dia malah senyum senyum sendiri.Hati gue adem ayem.Pada awalnya gue menyimpulkan dua hal dari reaksi dia yang seperti ini.
     1.Belati sudah siap bertemu dengan gue
     2.Gue belom siap bertemu dengan belati.

Gue lihat lagi lebih mendalam,mukanya masih cekikikan,tanpa jeda.Gue tunggu sampe dia berenti,disaat gue nunggu,hal yang gue rasain itu cuman satu Takut.Akhirnya jeda datang.Dia mengatakan yang sebenarnya.

Dia menyebutkan kalo jangka itu bukan milik dia,punya temen dia.Lalu dia manggil temen dia yang punya,duduknya tepat di depan dia.Lagi,temen gue mengatakan yang sebenarnya ke temen dia.Temen dia balik badan,ngeliat almarhum jangka nya sesekali liat wajah tampan gue.

Tadaaaaa,ini jenazah dari jangkanya,gue kubur di kotak pensil gue.

Dia ngeliat gue,gue ngeliat dia.Tatapan nya mengisyaratkan bahwa tidak ada lagi hari esok untuk gue,gue membuka pembicaraan.’Maaf,gak sengaja besok gue ganti ya’ dia berbalik badan,menghiraukan gue,gue jadi merasa bersalah,tangan gue gak berani nyentuh dia.Gue bisikan lagi dari belakang tengkoraknya ‘Maaf’.

“Ia ia’ jawabnya kecil,hati gue disini adem.Kadang pengen berbuat baik,malah  akhirnya semuanya jadi berantakan.Sama kayak orang yang mau move on.Niat udah mau,tapi biasanya di akhir akhir berantakan gitu,hihi.

Hari pahit itu tertutup dan terselesaikan dengan kekalahan tim bola favorit gue,ini sungguh pahit.

Gue kasih jangka baru di hari Kamis yang rasanya akan jernih.Pelajaran hanya membuat gue ngantuk atau membuat otak mengimajinasikan orang yang jauh disana.Beruntung di hari penuh imajinasi ini gak ada pelajaran Matematika,pelajaran ini sangat mengancam keselamatan jiwa jiwa yang belom move on.

Bel kemenangan bunyi,semua keluar kelas,gue selalu berada di paling akhir,gue mau menikmati suasana kelas lebih lama sebelum meninggalkannya.Sore gue ada jadwal berenang.Di kolam kali ini,gue merenung,biar keren galau di kolam.

Gue mojok di sudut kolam,sayangnya gak ada yang nemenin,nemenin kok gak typo.Pengambilan nilai,ya gue renang pribadi bisa,tapi ya gak sebagus wajah Aliando.Di tengah kolam gue udah kayak bocah ingusan aja,mencoba membuang ingus,dan membiarkan ingus itu berlayar di kolam,hingga nemplok di wajah orang tak bersalah.

Gue kesusahan ngebuang ingus,konyol kan.Bukan karena lobang idung gue mengempit atau kecil.Tapi ya gue takut aja diliat cewe cewe kalo gue buang ingus di tengah kolam,image gue yang tadinya Agung Hercules bisa mendadak berubah jadi Agung Ingusan.Lalu gue gak bisa ngebayangin kalo setelah kejadian gue ketauan buang ingus ini,muncul definisi definisi aneht tentang gue,seperti : Tubuh kekar idung bulukan, atau Otot di lumuri ingus.

Di tengah kolam,selain merenung tentang orang yang disana,gue juga belajar beberapa hal dari masalah ingus gue ini.Gue menyimpulkan orang yang ganteng kayak gue gini akan kesusahan untuk buang ingus,dibandingkan orang jelek,ya orang jelek siapa yang mau ngeliatin?

Mantan?.
Read More

Tuesday, March 10, 2015

Lapor,Mau Pipis!

Lapor,Mau Pipis!


‘Gue berdiri dan gue bertahan’
~Gue.

Senin kemaren gue ngejalanin tugas gue sebagai petugas upacara untuk kali pertama.Gue jadi pemimpin upacara,ya biasa sih kalo ganteng emang langsung jadi pemimpin,gitu.Gue hentakan kaki pertama,tanda perang dimulai.Gue jalan ke tengah medan perang,di tengah medan perang,gue gak bawa senjata apa-apa kecuali muka pucat gue.
         
    Kaki gue berhenti,tanda sesi awal perang telah berganti.Gue sebagai pemimpin,datang pake muka pucat punya angan angan nelen ludah sendiri di tengah biar gak nerveous tapi yang ada gue nelen reak sendiri,tenggorokan asin.
         
    Seluruh lapangan hormat ke gue,tanda sesi kepemimpinan ganti jadi keartisan.Mulut gue mesem-mesem sendiri di tengah lapangan,ini pertama kali gue di hormatin,biasa juga gue di jejelin cabe.Gue hormat balik,lalu tegap.Semua tegap.
            
   Setiap pleton dari setiap sisi di hadapan gue dateng beneran ke depan wajah tampan gue.’Lapor Pleton 1 SIAP,Pleton 2 SIAP,Pleton 3 Kebelet pipis,Laporan selesai’ sebagai pemimpin yang agung gue menerima laporan mereka,’Laporan diterima,PIPIS DI celana’ ‘SIAP,sahut Pleton 3’.
            
   Pertama kalinya gue teriak di depan orang banyak,suara gue kayak homo.Gue teriak untuk pertama kalinya,suasana hening.Gak lama dari situ gue mulai mengkikis nerveous gue karena gue udah mulai dan tinggal melanjutkan lalu mengakhiri.
            
   Satu hal yang gue tau dari sini,mereka gak ketawa setelah gue keluarin suara homo gue,kesan pertama gue muncul setelah itu ‘it’s not so bad’.Satu hal yang gue gak yakin,kenapa mereka gak ketawa?.Gue pertajem pendengaran gue,dugaan gue salah,sebelah kanan gue cekikikan ternyata,sial.
            
   Cekikikan itu membuat nerveous gue kembali pasang setelah sempat surut.Gue sempet salah puter satu kali.Hal itu tambah membuat gue semakin larut dalam kegugupan yang dalam.Kata-Kata kedua gue keluar,mereka sudah beradaptasi dengan pemimpin homo.
            
   Lanjut ke amanat,Semakin lama,kegugupan mulai surut dikit demi sedikit.Jantung gue udah mulai berdetak normal,peredaran darah gue sudah lancar jaya.Padahal sebelumnya,gue udah kayak ikan di biarin di tanah.Rasanya mau mati.
            
   Gue setelah bertepi dari kegugupan,gue bersandar pada ketenangan sesi amanat.Gue gak sadar gue bersandar ke dermaga yang salah.Protokol  ngomong langkah selanjutnya,karna gue terlalu hanyut,gue gak denger,gue masih kesangkut di dermaga.
            
   Gue salah,salahhhhh.Upacara berlanjut,gue masih berdiri di tengah lapangan,mendengar dan menyaksikan bagaimana cekikikan tumbuh jadi tawa yang besar.Dajal hampir menjemput gue di waktu yang salah.
            
  Sampe sesi penyelesaian gue terjatuh di dermaga,gue masuk ke dalem ombak kegugupan yang lebih besar dari sebelumnya.Gue berdiri,dan gue bertahan.Sepuluh menit pertama,pori pori wajah gue melebar.Jalan ke sepuluh menit kedua,tengkorak gue mulai retak.Belum sempet sampe (sepuluh menit ketiga masih otw) ke sepuluh menit yang ke tiga,otak gue pendarahan.
            
   Masuk sesi pengangkatan bendera putih,tanda menyerah.Dengan otak yang abis pendarahan,gue mulai mengkubur dalam dalam lagi rasa gugup gue.Gue jadi tau,di tengah sini gak segampang gambar titit.
            
   Oke pembina keluar lapangan,gue teriak sampe ngeden,kasih hormat ke bayang bayang pembina yang masih ada di tempat kami berpijak,4 meter di depan gue tepatnya,kian lama kian menghilang bayangnya.Bayangan hilang,lagi,semua tegap.

            
   Gue balik badan,lagi sesi artis dimulai.Pengennya lambai tangan,bukan berarti gue udah gak tahan,tapi berarti gue udah siap memberi tanda tangan gue.Gue hormat,kesekian kalinya,tegap.Gue balik badan lagi,serong kanan dikit jos.Gue hentakan lagi kaki gue dan berjalan,menuju ke pelabuhan~
Read More

Thursday, March 5, 2015

Siluman Upacara

Siluman Upacara


"Life was like a box of chocolates. You never know what you're gonna get."
~Forrest Gump (1994)


Sebelum memasukan vidieo ini,gue gak bisa berenti ngakak 2jam.




Setelah 4 hari komputer gue koma di bawah meja,gue baru bisa nulis ini.Tanpa komputer,membuat mata gue gak merem di depan hape.Hal yang gue lakuin juga sama kok kayak kalian,masih ngestalk mantan tanpa ada yang tau.Gue masih ngelakuin hal itu,walau gue tau gue bukan siapa siapa lagi untuk dirinya.

14 Februari itu dunia mengakui sebagai hari kasih sayang,atau pelentin.Dan coklat adalah senjata utama pada hari itu,banyak cowok yang berusaha ngasih ke ceweknya,menyatakan cinta nya,memberi hadiah ke pacarnya,ada juga yang kayak gue,gak tahan ngeliat godaan,gue lahap coklatnya.

Gue jarang bawa coklat tiap tahun pada hari itu,terkecuali emang disuruh sama sekolah.Bagi gue kasih coklat itu hal yang tabuh untuk di kasih ke pacar.Setau gue coklat bisa bikin jerawat nambah banyak,gue gak bisa ngebayangin kalo cewe gue (impian semata) tiap hari gue jejelin coklat,mukanya bakal di kerubungin jerawat,nah bayangin kalo muka cewe gue (khayalan belaka) mukanya diserang jerawat,salah salah gue gak bisa bedain antara anak gunung bromo dengan cewek gue.
Kucing liar ini sedang dalam proses pemulihan,setelah kebanyakan makan coklat.

Balik ke kehidupan gue pribadi.Hal konyol masih membuntuti gue sampe saat ini,untuk satu minggu kedepan,dikelas gue duduk sama siluman uler (belakangan ini dikabarkan sudah pada tahap tertingginya,gue harus lebih berhati hati) siluman ini kayaknya lagi berkelana mencari kitab suci ke selatan,kebetulan dia lagi ada pembinaan iman disekolah gue.

Duduk sama siluman bikin gue tiap hari menjerit histeris,menerima kenyataan yang cukup sulit bahwa gue gak duduk sama manusia normal.Siluman ini ngeselin banget,dia suka bilang,’gausah goyang goyang sih’,padahal gue gak goyangin sama sekali,gue diemin,gue takut disodok sama senjata rahasianya,bisa bisa gue kena usus buntu.

R is my weakness,gue sering menderita dengan penyakit gue yang satu ini,gue gak bisa ngomong R.Hal itu membuat gue canggung untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan ngomong.Gue pernah lagi pergi ke suatu toko besi,buat beli nasi padang.’Kak Cheese Burger nya satu ya bawa pulang’,’hah apa?Cheese Buntel?buntel apa buntel?’.Gue tarik napas gue dalem dalem,’Cheese Burger nya satu’ gue ulangi kata kata gue,’Buntel mah disini gak jual dek’,’BURGERRRRRRRRRR KAKKKKKKKKK,KEBANYAKAAN NETEEKKK YA LOOO!!’jawab gue histeris,suasana chaos,gue melangkah menjauh.

Hari ini,ada kabar burung (gak tau burung siapa) gue jadi petugas upacara disekolah gue.Pada dasarnya gue gak takut sama hal itu,tapi gue canggung untuk menjalani hal itu,karna penyakit gue yang satu ini.Bisa bisa gue di ketawain sama satu batalyon.Yang harus nya Grak jadi Glak.Dalam menjalani hal ini,gue juga perlu lebih berhati hati,karena siluman itu bakal ikut upacara,jika gue salah satu langkah,bisa bisa gue dituja pake jari kelingkingnya,harga diri gue dipertaruhkan disini.Gue agak sulit emang menerima kenyataan ini,entah apa yang ngebuat guru itu milih gue,satu hal yang pasti,disini tingkat kecowokan gue diuji.


Grak~
Read More

Sunday, March 1, 2015

Yep,Strike


Yep,Strike



But you can’t shut out everyone.I mean you have to have someone to love,someone to hold on to’
~Unknown



Pagi ini gue bangun seperti biasa,lebih awal daripada spesies gue pada umumnya,seperti biasa juga gue bangun dan duduk di pojok kamar,memeluk bantal guling yang berukuran tepat sebesar pelukan gue,seperti biasa juga gue bangun dengan mulut yang bau naga.

Kalo diitung 1 bulan 30 hari,berarti gue udah tahan 15 hari rasa pedih.1 Maret ini tepat 15 hari gue putus sama pacar gue,gue menyadari ini bukan awal yang baik untuk memulai sebuah lembaran baru di 2015 ini,radar gue mampu mendeteksi hal konyol yang akan bertamu ke kehidupan gue,selamat datang.

Hidup gue sangat menyenangkan sebenarnya,asal tidak ada yang namanya percintaan gue harus terima kasih ke Tuhan,gue bisa dapet keluarga yang nerima gue walau gue kayak terkutuk gitu.Dapet sahabat kayak sekarang juga gue udah terima kasih banget.

Dapet kalian para fans. ****NO SIGNAL****

Dapet pacar *#@$@##*Erorr 404 Pacar file not found*##@$@#*

Gue mau ngerayain hari ke 15 ini secara pribadi,dengan cara nulis ini,atau mungkin dengan mencukur bulu ketek tersayang kakak gue.Hari ke 15 ini membuat gue sadar seberapa kuat gue dan membuat gue sadar kalo gue gak penting penting amat di mata dia,sialan.

Curhat emang paling enak sama sahabat sendiri,karena kita tau dia itu siapa,dan ada hal lain yang tak bisa dijelaskan yang ada di diri setiap sahabat.Gue pun ngerasain hal yang sama seperti kalian para fans.Gue curhat ke sahabat apa apa ke sahabat,bagi gue ada satu titik dimana sahabat itu berarti banget.

Lu juga pasti akan punya pendapat yang sama.Hari ke 15 ini gue lebih memilih untuk ngeplay lagu slow dan menetap di kamar gue.Sambil menetap,gue mulai menghubungi sahabat gue,sekejap gue mendapatkan rasa lega kayak abis menjawab panggilan alam.

Di satu sisi gue emang perlu meledakan apa yang menghambat gue,tapi di sisi lain juga kadang gue lebih memilih untuk diam,gue biarin rasa ini menggerogoti gue secara perlahan.Tapi sahabat biasanya memaksa untuk bercerita,tentang apa yang kita rasa,karna mereka memang dekat dengan kita,makanya saking deketnya,kita susah bedain,mana yang sahabat dan mana yang sahabat,ngerti?

Belakangan ini gue banyak ngelantur,tulisan tulisan gue belakangan ini juga acak acakan gak jelas gak nyambung.Gue despresi mungkin.Despresi membuat gue lebih milih bercerita ke sahabat gue kalo gue belom mau move on setelah 15 hari yang panjang daripada menerimanya sendiri.

Gue masih berharap dia dateng kembali,haha,gue tau itu gak mungkin karena dia udah pergi ke hati yang lain’ sahabat gue menjawab dengan naluri keperawanannya ‘dia gak pergi ke hati yang lain’,’tapi?’ gue menanggapi nalurinya,’dia pergi ke hati yang salah’ jawabnya,membuat gue diam dan menerima tiap sendu yang hadir,mulut gue gak bisa berkata sampe akhirnya hati gue membisik ke benak gue,’strike’~

Read More

Tak dimaksudkan untuk terjawab

Tak dimaksudkan untuk terjawab



‘it’s yours,what?.Your life’
-My Bestie


04:43 gue bangun,mencoba sadar dari tidur yang lelap,04:45 gue sadar,dan gue masih ngulet di kasur,yang tertutup seprai upin ipin.Hari ini sulit untuk mencoba sadar dari tidur,setelah gue kepikiran soal lomba gue kemaren,di lomba gue yang kedua ini,memang masih dapet harapan 3,memang juga yang pertama gak dapet apa apa,walau kita masih dapet juara,entah apa,gue yakin ini salah perhitungan.
Yang sudah,ya sudah.Gitu kata salah satu mantan gue,ya gue setuju soal itu,tapi bagi gue ada beberapa hal yang gak bisa di sudahi walau sudah terjadi.Soal lomba itu gue udah memulai hari gue baru lagi dan siap tempur kembali.Tapi ada beberapa hal lain yang gue gak akan pernah sudahi.Ini sudah awal bulan,yang berarti gue sudah 15 hari,tahan supaya gak move on.
Bagi gue move on itu bukan soal bisa apa enggak,tapi mau apa enggak.Selama 15 hari ini gue dapet pelajaran itu,gue pelajarin dari setiap sisi nya,gue pelajarin dari setiap sudut yang emang tajam.Gue mencoba belajar dari setiap rasa yang menemani,kata kata sok bijak orang alay,Mario Tegang,banyak.
15 hari gue masih gak mau move on dari mantan gue,mau dilepasin tapi dia terlalu berharga,mirip lingkaran setan,gak ada abis nya ya.Gue selalu cerita tentang apa yang gue rasa ke sahabat gue,mereka yang berusaha mengisi ruang kosong yang dibuat oleh mantan terakhir gue,gue hanya gak mau ada sisi kosong di hati gue,yang kadang bikin gue mencoba menerawang kesana,apakah dia masih berdiri disana?
Ya gue cerita,ke ketiga sahabat gue yang autis,aneh,mesum,yang ketularan gue.Cerita gue selalu didengerin sama sahabat gue,sama seperti sahabat yang lainnya,mereka kasih gue beberapa saran yang selalu gue tolak mentah mentah,ya mereka selalu kasih gue saran untuk move on,walau mereka tau saran itu akan gue tanggepin dengan kata ‘enggak’ setelah menjawab itu,biasanya filosofi filosofi gak jelas keluar dari mulut gue.
Kemaren bikin perasaan gue nambah terusik ketika kalah,gue masih aja cerita ke sahabat gue,gue biasanya cerita,atau bertanya tanya pertanyaan yang tak termaksudkan untuk terjawab,dan biasanya juga mereka hanya diam terhenyak,melihat mulut gue yang gak bisa berenti ngoceh pada kenyataan.
Hal yang biasa sewaktu waktu bisa berubah,kayak kemaren gue bertanya satu pertanyaan,seperti biasa,tak termaksudkan untuk terjawab.’Apa gue harus move,atau gue harus....’ gue belom selesai ngomong,omongan gue diceletukin sama salah satu dari mereka,’it’s yours’ katanya.Gue masih belom dapet apa maksudnya,’apanya?’ tanya gue.’it’s your life’ jawab nya melengkapi sebuah teka teki.’Ya terus ?’ gue masih belom paham.Mereka gak menjawab,mungkin teka teki ini,tak dimaskudkan untuk terjawab~



Read More