Monday, May 18, 2015

Tetes Air Mata






   Kamu merasa bersalah gak sih, maksud gue, kalian merasa salah gak sih. Pernah senyam-senyumin seseorang secara diam-diam, berharap dia yang disana merasakan perasaan yang sama. Atau bahkan, kalian pernah ya nangis secara diam-diam hanya karena ’dia’.
                
                Gue pernah.
                
                Lantas, pertanyaan di awal tadi, udah terjawab?
                
                Oiya, apa kalian juga pernah menahan air mata untuk menetes? Sebaiknya jangan. Biarkan mereka mengucur bersama perasaan kamu kepadanya, relakanlah beberapa mili air matamu untuk menenangkanmu, bukan untuk orang lain dan jangan pernah berikan air matamu untuk seseorang yang tak pernah bahkan tak mungkin menyayangimu, simpanlah untuk seseorang yang tepat.
                
                Dan jangan biarkan air matamu menggenang di balik kelopak matamu, cukup perasaan sayang yang sudah menggenang di hati. Namun, bagaimanapun juga, genangan apapun akan kering suatu waktu. Begitu juga dengan perasaan-perasaan yang menggumpal itu. Kering.
               
                Persiapkanlah hatimu, untuk sesuatu yang lebih baik. Carilah seseorang untuk menyirami kembali sebuah hati yang kering. Dan pastikan bukan hanya di sirami namun biarkanlah seseorang itu memupuk dan merawatnya. Dan pada kenyataannya sebuah tanaman yang diurus baik-baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
                
                Maka lupakan lah, dia yang tak mampu merawat hatimu dengan baik, perkataan nya bagaikan duri yang tajam, dan perasaanmu kepadanya bagai hama yang terus menggerogoti hatimu sendiri. Hingga pada akhirnya kamu tahu dan kamu sadar, siapa yang pantas menjaga hatimu.

Perasaan di hati, lama-lama akan berubah seiring berjalannya waktu. Bisa saja ulat menjadi kepompong, bukan? Dan, apa kalian juga percaya. Perasaan di hati bisa saja berubah menjadi penyesalan yang menanti.

0 Saran:

Post a Comment