Tersakiti (Lagi)
Sebelum membaca, tekanlah tombol play di bawah.
Ehm..
Terima kasih untuk kamu yang
pernah datang lalu pergi. Pernah meninggalkan sayang yang membekas di hati.
Pernah membuat janji, yang sukar ditepati.
Jika kamu mengingatnya, malam
ini akan menjadi malam keempat sejak aku mengetahui bahwa kamu sudah milik
orang lain.
Di saat itu, aku hancur. Andai
kamu mengerti.
Sedih, ketika aku mengetahui
tulisan-tulisan yang aku miliki tak mampu membuat mu kembali. Sedih, ketika aku
menyadari bahwa ada sosok lain yang akan menjagamu. Pahit, ketika aku harus
menerima kenyataan bahwa aku tak bisa bahkan tak mungkin bersama-mu lagi.
Gue baru balik. Gue belom
tidur sejak tiga hari yang lalu. Tidur sih, tapi tiap malem, tidur cuma satu
sampe dua jam, sisahnya bergulat dengan pemikiran gue.
Jadi
sejak mungkin tiga minggu lalu, gue merasa ada yang beda sama Joni. Selalu gue bertanya-tanya apa yang
terjadi. Selalu juga jawabannya adalah;
“Gak apa-apa semuanya baik baik aja.”
Padahal
enggak.
Sejak gue
merasa ada yang berubah dari dia, saat itu juga galau datang. Gue selalu nanya
dia,
“Kamu
kenapa?”
“Kamu
sakit?”
Dan “Kamu” yang lainnya.
Ah,
pokoknya gak akan ada yang mau di posisi gue saat ini. Rasanya gelap. Ketika
gue menemukan pengganti orang yang gue sayang banget. Gue berpikir, Joni adalah orangnya. Ternyata gue
salah.
Setiap
malam, setiap waktu. Dia mengucapkan kalimat manis. Memberikan janji terhebat.
Lalu merusaknya. Semuanya rusak.
Entahlah...
Gue gak
tau harus nulis apa.
Dia pernah
berkali-kali mengatakan sayang pada gue, lalu hingga sampai suatu saat, di mana
detik jam berjalan lebih lambat dari biasanya.
Juga di
bawah atmosfer bumi yang dingin.
Juga
pada rasa sakit yang menyorot pada kedua orang yang sedang berbicara
bersebrangan melalui telfon.
“Aku mau
jujur sama kamu, tapi aku tau ini akan menyakiti kamu”
Gue tau
apa yang akan terjadi.
“Kenapa?
Kamu jujur aja.”
“Aku udah
lama mikirin ini, aku bingung mau kasih tau kamu gimana caranya. Aku gak mau
nyakitin kamu tapi kalo aku gak kasih tau kamu juga aku takut nanti kamu tau
sendiri malah tambah sakit” Terdengar suara isak tangis yang berarti.
“Udah
kamu jujur aja, heh jangan nangis dong cantik. Just tell me the truth.”
“Sebenarnya,
dari tiga hari yang lalu, aku udah taken”
Lalu
ada hati yang hancur.
Ada
tangis keras yang tak mampu berteriak. Ada jiwa yang terpental jauh. Ada malam
yang dingin.
Gak lama
dari itu, telfon terputus.
Yah,
ditinggalin lagi.
Every fucking single times.
They left me, just when they
found the better one.
Sebuah alasan klasik.
Sejak saat itu, gue hancur.
Sering bolos sekolah, males makan, ulangan gak pernah niat. Entahlah, gue
sering mengalami ini, tapi kenapa yang kali ini lebih dari sekedar sulit untuk
menerimanya
Gue sih
gak masalah sebenernya dengan dia jadian, gue tau selama ini gue bukan
siapa-siapanya. Dan memang, gue gak ada hak apapun untuk ngelarang dia. Im just nobody.
Sejak saat itu, bbm gue jarang
banget dibales ama dia. Bahkan gue pernah ngajak dia telfon kayak biasa. Dia selalu
bilang gak bisa. Kemarin-kemarin gue sempet baca chat mereka (bukan dari hape Joni). Dulu, gue selalu dibolehin minjem
hape dia, tapi sejak dia berubah. Haha, ngeliat dia ngapain aja gakboleh.
Balik lagi,
jadi kemaren gue liat chat mereka.
Ah,
gila sweet banget. Baca nya air mata
gue sampe netes loh. Hebat ya mereka. Yang membuat gue sakit lagi, gue liat
mereka ternyata pernah telfonan, dan gue liat jamnya. Iya bener kok kalian, jam
mereka telponan sama dengan jam ketika gue mengajak dia, kalo sama gue sih
bilangnya gak bisa. Tapi iyalah pasti dia mengutamakan pacarnya.
Lah gue
siapanya? Haha.
Gue juga
ngeliat, mereka saling bilang sayang sayangan.
Sakit
ya, ketika kita tau dulu dia bilang sayang ke kita dan sekarang orang nya udah
ganti.
It’s just so sad how quickly things can
change.
Gue
punya voice note banyak banget yang dia kasih, pasti ada kata “Sayang”nya.
Masih sering gue dengerin tapi sekarang setiap gue ngedengerinnya jadi sakit.
Gue
yakin ini dia berubah sejak dia ikut band.
Dulu sih
sebenernya, dia sebelum ikut pernah nanya gue.
“Aku
boleh ikut band gak?” Kira-kira seperti ini.
Saat
itu, pengen banget gue bilang enggak. Gak usah. Gak boleh.
“Yasudah
boleh kok”
Gak
lama dari itu dia ikut band.
Lalu,
ada hati yang terluka (lagi).
Gue
yang ngizinin, tapi lama-lama gue yang sakit sendiri. Sebenarnya sakit, mungkin
dia tidak mampu membaca gue.
Bener kan
sekarang, dia jadian. Sama anak band, satu band sama dia.
Enggak marah
kok, gue lagi kena dog fever.
Gue gak
nyangka dia ngingkarin janji-janjinya. Atau, gue nya aja yang terlalu berharap?
Yah gue
percaya apa yang terjadi itu yang terbaik. Mungkin cowok itu lebih baik dari
gue, memang sih. Dia keren,ganteng,kaya.
Gue gak
menyalahkan si Joni, gue kecewa.
Yah
baiklah dia udah punya cowo baru lagi. Gue belom bisa menerima itu.
Best of luck for both of you.
Yah,
tersakiti (Lagi).
Untuk mantan yang kalo lagi baca ini,
"Udah, gausah senyum-senyum lu kampret"
Salam rapuh.
0 Saran:
Post a Comment