Sunday, October 1, 2017

Bumi Ke Langit





                Ibarat grafik, hidup sekolah gue tengah nanjak. Ibarat ekonomi, hidup sekolah gue deflasi !
Tulisan ini dibuat pada 1 Oktober.
Belakangan ini,, banyak banget kegiatan gue. Gak pernah gue sekolah sesemangat ini. Pernah sih, tapi, long time agooooo.

Banyaknya kegiatan membuat gue drop beberapa hari. Gue tetep masuk. Entah kenapa, pengen aja. Padahal, belum ada cewek atau something like that yang memacu gue. Gue merasa rugi aja gitu kalo gak masuk sekolah. Merasa males aja ketinggalan pelajaran. Tumben ...

Kemarin-kemarin, tulisan gue dikirim ke Jawa untuk dilombakan. Sampe sekarang belom ada kabar menang kalahnya. Cuma bisa berharap-harap aja.  Terus, saat-saat gue nulis ini, gue lagi tengah mempersiapkan diri secara asal, untuk ikut lomba Debate yang bakal gue hadapi dua minggu lagi. Jujur, gue gak bisa. Gue gak tau debat itu gimana. Gue gak pernah nonton debat itu gimana. Debat yang bener itu gimana, gue gak tau.

Cuma, di SMA ini, gue mau merubah pemikiran gue. Bahwa, kalo gak bisa artinya mau bisa. Gak tau, gak ngerti, ya artinya coba. Ya artinya belajar. Gue berhasil memotivasi diri sendiri. Untuk ikut dan gak ngundurin diiri. Why ? karena gue percaya percaya aja, ini adalah anugrah dari Tuhan untuk gue. Untuk pengalaman gue, terlebih, untuk pembelajaran dari hidup gue.

Dengan ikut ini, gue percaya, menang atau kalah itu belakanggggg banget. Yang gue percaya adalah gue bakal bisa menjawab semua pertanyaan tadi, ‘debat itu gimana, debat yang bener gimana, nonton debat’ dan lain-lain. Syukur-syukur menang.

Di diary ini, gue harus menceritakan semua-muanya secara jujur. Wajib.

Tanggapan orang-orang dengan kehidupan gue sekarang, yah, karena bokap udah nggak ada, yang ada nyokap, jadi yang bisa keliatan bangga nya, Cuma nyokap. Bokap pasti bangga sih, anaknya berkembang. Ya kan ?

Tapi, bukan itu aja. Banyak temen-temen gue yang menurut gue tolol dan bisanya cuma komentar. Temen-temen baru sih mellihat gue sebagai orang yang pinter dan pantas di posisi ini. Temen-temen lama gue, yang notabene, tau dulu gue gimana, gue merasa bahwa mereka berpikir gue tidak pantas. Nggak pantes untuk berada di posisi ini semua.

Ketika gue ikut ini, mereka Cuma bisa ketawa.

“Emang bisa ?” Kata mereka.

Mereka gak ngerti, hidup itu berubah. Mereka yang bisa komentar, hidupnya Cuma di situ-situ aja.

Bahkan, ketika gue masuk ke ruang briefing (banyak temen lama gue) itu memandang gue sebelah mata. Jelas banget dari tatapan mereka. DI antara mereka-mereka yang sok pinter, gue berjalan, mereka terlihat ingin benar tertawa. Gak jarang, yang ngeledek.

Mengetahui gue dengan segala keterbatasan, salah satunya, pelafalan gue yang gak bisa benar-benar jelas layaknya orang banyak, dijadikan salah satu senjata untuk menjatuhkan.

Apa gue Jatuh ? malah lompat.

Gue malah makin terpicu untuk menjadi lebih baik. Ketika, kita pernah hidup yang rusak, kita jadi tau, mana yang benar.

Gue bukan tipe orang yang bisa turut bahagia sepenuhnya ketika temen gue menghasilkan suatu karya. Gue bukan orang yang bisa memberikan ucapan selamat secara tulus kepada orang ketika meraih sesuatu. Karena ketika orang begitu, artinya, hidup mereka selalu berkembang (bukan kesel ama ini) dan mengartikan juga, hidup kita diem aja di tempat. Mereka yang selalu menghasilkan karya, sedangkan gue, selalu tertinggal dengan mereka. Gimana bisa bahagia ?

Ketika orang lain hidupnya terus berkembang, sedangkan gue diam. Kan iri...

Sebetulnya, ketika orang berhasil menciptakan sesuatu, harusnya, bisa jadi acuan.

Oiya, cukup. Ada hal yang lebih penting.


6 September 2017

Malem-malem. Gue yang lagi sibuk main, nerima DM dari Joni. Kaget parah. Intinya singkat. Joni pengen hubungan sama gue berakhir secara baik. Gue sekali ngajak taruhan. Taruhan besok siapa yang menang. Yang menang gets a follow request. Dengan berbagai alasan dia nolak. Gue langsung paham. Segala alasan yang diberikan bukan bener-bener alesan.

Alasannya satu, Joni merasa cukup. Gak pengen apa-apa lagi. Gue paham.

Dengan segenap kedewasaan, gue mengerti tanpa harus diberitahu. Dengan segenap hati, gue menerima.

Ada patah hati, ada senengnya juga !

8 September 2017

Gue nonton tim basket gue melawan salah satu rivalnya. Yang mana, sekolah Joni. Dengan kaus merahnya, gue melihat Joni bersama Mamanya. Sosok-sosok paling memorable dari masa SMP.

Jalan bersama Nyokapnya tanpa tau arah berujung bertemu dengan gue. Gue senyum, mereka juga. Tanpa ada apa-apa, mereka lanjut jalan. Mereka curang, entah kenapa mereka bisa aja gitu jalan. Gue diam. Nggak tau harus ngapain.

Dua tahun lebih sejak terakhir kali bareng, dan gue belom juga bisa move on. Ditambah, alam yang iseng banget nemuin, buat gue sampe sekarangpun masih jatuh cinta. Sialan !

Game dimulai.

2 Tribun yang dipisahkan lapangan menghasilkan jarak. Perbedaan tribun dengan Joni melahirkan rasa selalu ingin menerka. Gue inget banget, jika dari posisi gue, Joni berada di kanan dari hadapan gue. Baju merahnya, khas banget. Melihat dia dari kejauhan, tertawa, having fun, sekaligus mendukung timnya, melempar gue jauh ke belakang. Damn.

Seneng ? Banget.

Selesai match, tim sekolah gue kalah. Entah kenapa, gue merasa biasa aja. Merasa lawan memang pantas. Gue yang pulang nebeng temen otomatis nunggu jemputan bareng. Lagi duduk, dari sebelah kanan gue, Joni dan Nyokapnya melintas. Gue yang lagi duduk, mereka yang berdiri dan berjalan, menjadikan gue terlihat seperti pemulung.

Tanpa apa-apa, mungkin mereka emang gak liat gue, tapi gue yakin liat sih. Tanpa memperdulikan taruhan yang gak jadi, Mereka lanjut jalan. Tanpa menghiraukan gue apa-apa, menuju mobil. Tak lama, mobilnya telah hilang.

Sedih ? Banget.

I saw your face in a crowdy place, and i don’t know what to do
Beautiful.


1 October 2017

Gue menulis ini. Yang mana, besok adalah hari ulang tahun Joni. Yang mana hari ini harusnya menjadi perayaan 26 bulan. Malem ini, gue dipenuhi rasa kebimbangan. Entah seneng entah sedih. Gue ngucapin, kok ! Gue juga pengen merayakan hari ini sendiri secara beda, gue pengen menebak masa depan ! Sebelum itu, hari ini juga gue ingin ngucapin wish. Wish yang utama, supaya dia bisa dapet cowok baru. Iya, bener. Gue pengen aja, patah hati sekali lagi atas Joni. Gue harap, melihat Joni bersama cowok baru bisa menjadikan gue lebih dewasa lagi. Menerima kenyataan.

Yaudah, gue pengen nebak masa depan.

2 October 2017

Hari ini mood Joni lagi enak-enaknya. Ditandai dengan Instagram Stories nya yang pasti penuh dengan acara ulang tahun. Banyak pasti, kebahagiaan di sana. Banyak pasti orang-orang baru di sana. Yang pasti keberadaan gue bukan di sana.

Hari ini juga Joni tengah bahagia-bahagianya diucapin banyak orang.  Yang pasti, hari ini, Joni bahagia.

3 October 2017

Hari ini gue sendiri yang ulang tahun. Hari ini gue juga bahagia, bisa ketemu banyak temen-temen. Tanpa merayakan, gue yakin gue bisa bahagia. Yang pasti, hari ini gue juga bahagia. Gak Cuma orang lain, gue juga bisa membuat diri gue spesial di hari ulang tahun. Tanpa gaun, tanpa jas, gue bisa ganteng di hari ulang tahun.


Semoga tebakan gue bener !








0 Saran:

Post a Comment