Wednesday, June 20, 2018

di mana kamu

Sebenarnya gue nggak tahu harus mulai darimana. Semenjak terakhir kali gue di sini, tentu ada banyak yang terjadi. Banyak hal yang baik yang pengin gue ceritain.

Tapi sekali lagi, tujuan gue kesini pukul satu pagi bukan untuk menceritakan hal yang baik. Sudah dua hari, hidup gue kayak mau mampus.

Mungkin tulisan ini bakal menang tulisan terjelek.

Di satu sisi gue nggak tahu harus menulis apa. Di lain sisi gue sadar bahwa gue harus nulis.

Singkat cerita, Min kecewa sama gue. Gue nggak mau cerita apa - apa. Karena gue tahu, menulis tentang itu hanya akan memperburuk keadaan. Bisa saja dia lebih kecewa lagi.

Kali ini mungkin gue berusaha bukan tentang Min, tapi selalu gagal.

Kalo kalian mau tau, gue udah ngetik - ulang, ngetik - ulang,. ngetik - ulang. Tulisan ini.

Seperti biasa, ketika gue ada apa - apa, gue selalu menghabiskan hari bersama diri gue sendiri. Gue lari sendiri, gue makan sendiri, gue nonton sendiri. Apakah itu membantu ? Ya. Cuma sesaat.

Seperti biasanya juga, malam ini akan menjadi malam yang panjang.

Sadar akan kesalahan yang telah gue buat, gue sendiri pengin kasih waktu untuk dia sendiri. Tapi, gue nggak kuat lama - lama. Pengin nangis rasanya.

Gue sendiri, udah berusaha minta maaf. Berkali - kali. Tapi gue juga sadar, maaf nggak pernah cukup. Jadi, mungkin kalo dia masih marah itu normal. Pengin sekali gue bertemu, lagi, gue tau itu hanya bunuh diri. Gue sempet nekat dateng ke rumahnya. Sampai - sampai gue membatu di depan gerbang, tahu bahwa bunuh diri bukan suatu solusi, gue kembali pulang.

Soal maaf itu,, mungkin ada yang perlu Min sadari.

Ketika gue berusaha minta maaf, maaf pertama adalah maaf yang sesungguhnya dari hati. Sisahnya, adalah permohonan gue untuk Min agar tidak pergi.

Kaulah ahlinya bagiku.
Read More

Friday, June 8, 2018

Sebaiknya, jangan berandai - andai.


Pagi.

Seperti biasa,,, kalo gue kembali, pasti ada apa - apa.

Gue adalah orang yang percaya bahwa jumlah update-an di sosial media berbanding lurus dengan tingkat kegalauan seseorang.

Contoh nya, gue sendiri. Entah kenapa, tiba - tiba tangan gatel untuk ngepost berkali - kali. Ya tujuannya sih sederhana dan cuma satu ; ngode. 

Galau itu fana, ngode yang abadi.

Gue tuh sering banget, kalau sudah upload, kira - kira udah diliat oleh seseorang, entah kode nya dapet atau kagak, buru - buru diapus. Dengan begitu, hatipun sedikit lebih lega. 

Soal cerita menarik yang gue janjikan kemarin, gue menolak untuk bercerita kali ini. Masalahnya, gue belum minta izin sama Min. Tapi alasan terbesar gue untuk tidak menulis berkaitan hal itu adalah, jika tulisan itu benar ada, toh nggak akan merubah apa - apa. Atau bahkan, hanya akan memperburuk keadaan.

Dan aku tak punya hati, untuk menyakiti dirimu, dan aku tak punya hati untuk mencintai dirimu. 

Itu barusan sepatah lirik lagu Chrisye, gue lagi demen aja dengernya. Coba gih, dengerin Andai Aku Bisa - nya Chrisye, tapi cover Michael Pelupessy. Iya, yang I Idol kemarinn..

Ngomongin soal lagu,,, gue selalu minder. Gak lain, karena gue adalah orang yang sangat menikmati musik, dan tentu saja, pengin gitu bisa nyanyi - nyanyi. Tapi apa daya... Terakhir kali gue nyoba nyanyi bareng kawan,

" Ih kok gak masuk sih. "

" Ih bukan begitu. "

Tapi gak jarang juga ada yang muji suara gue ,, " Suara elo bagus Lex. " Lalu... " Tapi, lebih bagus diem." 

Tuhan...

Ngomong - ngomong, kalian pernah gak sih, ngechat seseorang tapi nggak dibales ? Maksud gue, posisikanlah kita semua tau bahwa orang yang kita chat, itu tengah megang hape. Namun, balasan gak kunjung dateng. Pernah ? 

Gue sering.

Tuhan...

Terus - terus, kalian pernah gak sih, merasa chat itu terjalin hanya sebelah tangan. Kayak, kalian selalu memulai sesuatu, lalu sosok dia hanya menerima dan menerima. Selamanya. Sampe kalian nggak tahu harus ngomong apa, gue rasa semua kita pernah. Atau, ada yang kagak ?

Di sini,,, gue cuma rindu masa - masa SD - SMP. Di mana semuanya begitu asik. Gue rindu masa - masa berusaha atas wanita bukanlah hal yang sejahat itu. Ya okeh, SMP gue emang jahat, gue harus nangis berkali - kali untuk cewek. Tapi walaupun begitu, rasanya, asik aja gitu. Mungkin, gue juga rindu tentang berbagai hal - hal di sarang lama. Memang benar, gue percaya, beberapa burung memang tidak ditakdirkan untuk dikurung. Gue rasa, gue kangen temen - temen dan hal - hal lama dalam hidup gue.

Oya, sejauh ini, gue enjoy banget nulis. Gue sambil dengerin lagu All I Want - Kodaline, coba geh dengerin, mungkin perasaan kita bisa sama. Gue yang menulis, dan kalian yang membaca. Siapa tau, Kodaline dapat jadi jalan tengah bagi kita. Penghubung. 

Kalian sadar gak sih, kalo lama - lama, kita kehilangan berbagai sosok secara perlahan - lahan. Secara sadar aja, di tempat gue tinggal,, tetangga - tetangga sekitar udah mulai nggak ada satu per satu. Inget banget, Ko Sin - Sin,, tempat gue beli lilin kalo lagi mati lampu. Apuk, tempat gue minjem kaset - kaset kartun kala kecil, atau bahkan, Papa gue sendiri, tempat gue menemukan kehangatan dan aroma khas ( bau rokok ) juga menghilang. Atau ada ini, di sebelah rumah gue, belom lama ini udah lumpuh dan diam kaku di kursi roda. Berarti kan bentar lagi,,,,,,,,,,


hihihi


Gak cuma itu, hal lainnya. Gue kehilangan Joni. Dia adalah sosok yang benar - benar gue cinta di kalanya. Sekarang, dia bahkan nggak ada di jangkauan tangan gue lagi. Dulu ? dia nggak pernah lepas dari pelukan gue.

Kemarin, gue ngeliat Joni tampil di salah satu cafe. Nyanyi, main gitar. Bagus banget. Gue masih inget, dulu ketika dia masih belom bisa main gitar, janji bahwa dia bakal bisa main gitar. Dan sekarang, dia udah tampil di cafe - cafe ?! Gila !

Hidup semua orang berkembang. Berjalan terus. Yang menyedihkan adalah, kita di sini - sini saja. Gue denger dia deket sama berbagai orang. Rasanya sakit, bukan karena gue masih nggak ikhlas, tapi karena, ya itu tadi. Sosok gue yang masih belom kemana - mana.

Gue hanya tengah merindukan beberapa hal lama yang kian menua dalam hidup gue. 

Gue ngerasa bahwa gue gagal untuk menemukan kenyamanan baru bersama Min atau sosok - sosok lainnya. Sesederhana, bahwa mereka nggak mau. Dan lagi, gue nggak menyalahkan siapa - siapa. Kayak salah satu kalimat di tulisan gue sebelumnya, Semua wanita pantas untuk bahagia.

Kalo udah begini, gue selalu cerita dan pulang ke dua hal : Nyokap - Blog ini.

Gue bilang ke nyokap bahwa gue ditolak cewe terus. Nyokap cuma ketawa. ' Nanti kalo udah dapet, kenalin ya. " " Tenang, kalo mama nggak setuju, Alex langsung putusin. " " Kalo ada aja nggak, apa yang mau diputusin ? " " Nggak gini..." 

Nyokap memberi gue kebebasan untuk berpacaran dengan siapapun. Gue juga pernah nanya kalo gue pacaran sama laki gimana, nyokap cuma bilang, Terserah. Kalo gue hamilin anak orang gue juga pernah nanya, ' Tanggung Jawab', itulah yang keluar dari nyokap.

Nyokap memang serealistis itu.

Lalu gue kembali ke blog ini lagi,,,

makasih ya log, kamu udah mau dengerin cerita akuuuuuu


Sebenernya, gue kembali ke sini, karena hati gue lagi gaduh aja. Nggak nyaman. Sama siapa lagi ???

Hari ini, tepatnya, di bawah atap Ayam Geprek, gue dan kawan - kawan laki yang lain ngumpul. Di tengah pembicaraan, temen - temen pada nyeletuk soal Min. Ada kabarnya, bahwa si A lagi berusaha,, bahwa si B katanya juga lagi berusaha, Si C udah jadian ( yang ini langsung gue sebor air teh ). Bukan apa - apa, itu di antara gue nggak percaya atau nggak ikhlas.

Ada yang bilang bahwa Min juga suka sama A karena baper atas sesuatu, ada yang bilang juga bahwa Min deket sama B, si C? dia udah gue amankan.

Dari salah satu nama yang diperbincangkan, ada yang bilang bahwa satu cowok juga udah masang foto Min di salah satu akun, ada yang bilang juga bahwa A punya pacar, tapi berusaha atas Min, lalu Min juga punya perasaan yang sama.

Mereka semua ketawa - ketawa, seru dan bercampur dalam pembahasan. Gue nggak bisa ketawa. Tepatnya, nggak bisa merasakan apa - apa.

Gue putuskan untuk pulang duluan dan nggak ikut ke destinasi mereka selanjutnya. Sepanjang perjalanan, rasanya gue pengin nangis. Semua pembincangan yang terjadi memenuhi ruang kepala gue. Yang menyedihkan adalah, ketika gue kembali melihat ke diri gue sendiri.

Dipandang sebelah mata, dianggap hanya mengganggu, enggak pernah dipeduliin, dicuekin, atau mungkin, gue juga hanya dianggap sebagai lelucon.

Percaya ama gue, kalian nggak tahu rasanya itu semua.

Rasanya pengen nyerah, tapi sekali lagi, gue nggak akan.

Kecuali kalo,,,, Seperti yang sudah berkali - kali gue katakan, gue akan berhenti ketika Min yang meminta. 

Bukan gue nggak mau berusaha, tapi gue hanya menghargai pilihan Min. Sekali lagi, semua wanita pantas bahagia.

Kalo udah begini, biasanya gue suka melakukan hal - hal gila sendirian. Melakukan hal - hal yang hanya dilakukan oleh professional. Biasanya, gue bakalan pergi nonton sendiri, atau pergi ke cafe sendiri. Memesan segelas milkshake, mungkin karena kopi terlalu pahit untuk diminum di saat - saat seperti ini. Pokoknya, gue banyak menghabiskan waktu gue sendiri. 

Gue enggak tahu, apa yang menyebabkan Min nggak mau menerima gue. Mungkin kalo dibahas, sisa hidup gue-pun nggak akan cukup. Atas dasar itu pula, yang bisa gue lakukan hanya berdoa dan berharap,,, bahwa Min nggak suka sama gue, sederhana bukan karena gue adalah gue.

Habisnya, gue bisa apa lagi ? 

Satu pertanyaan lagi, kalian pernah nggak sih, jatuh cinta sebegitu besarnya, sampe - sampe hati udah kayak rumput yang mengembun di pagi hari, sedingin itu. Atau sampe kalian nggak berani ngelangkah maju karena trauma ? 

Atau pernah gak, kalian merasakan kepulan - kepulan kenangan hadir menemani ketika sendiri, yang lalu, kalian nggak pernah bisa berbuat apa - apa. Hanya menikmati walau sakit dan penuh rindu,,,

Rasanya, dari semua itu, 

Min telah berhasil membuat gue sebagai juaranya.
Read More

Wednesday, June 6, 2018

Tolong, Katakan Pada Dirinya.



Gue senang bisa kembali lagi ke sini dengan keadaan damai. Dalam artian, enggak ada benar - benar sesuatu yang menjadi beban kepala. 

Kali ini, enggak aneh - aneh kok. Gue cuma mau sekadar mengingat apa saja yang terjadi selama gue SMA ini. Jujur, enggak kerasa banget kalo tahun pertama SMA gue sudah mendekati kata selesai. Jujur, gue bimbang. Rasanya, benar - benar kayak belum siap untuk beranjak, namun terlalu bosan untuk hanya diam. 

Di SMA, mungkin ada banyak hal baru yang gue jalanin. Kayak debat, salah satunya. Asik ? banget. Merasa seru ketika bisa mencoba hal yang baru. Yang menyedihkan adalah, ketika gue perlahan - lahan sadar, gue meninggalkan gue yang lama. Karena nyatanya, gue belum benar - benar mau pergi dari sosok yang lama.

Sebagai gambaran, gue ngerasa, ketika SMP, mendapatkan wanita bukanlah satu hal yang benar - benar sulit. Ibaratnya, semua cewek mau sama gue. Beda sama masa SMA, yang gue rasa, modal diri saja tidak cukup. Yah, bukan gue bilang semua cewek enggan sama laki - laki kere, tapi gue rasa, semua cewek memang pantas bahagia. Kalau ada cowok bermobil, kenapa harus motor ? 

Semua cewek pantas bahagia. 

Beberapa potong kalimat barusan adalah ungkapan hati terdalam dari seorang laki - laki gagal.

Gue enggak nyangka, bahwa tahun pertama gue di SMA, gue enggak pacaran sama siapa - siapa. Atau setidaknya, saling punya perasaan sayang yang sama dengan seseorang. Rata - rata, ada yang sayang sama gue, tapi gue kagak. Ada yang gue sayang, tapi dia kagak. Itu terjadi terus menerus. Sialan.

Melihat data pahit tersebut, gue putuskan untuk merenung. Bersemedi. Gue rasa, gue menemukan satu jawaban yang pasti.

Kalau pertanyaanya, kenapa gue bisa jomblo selama SMA, kenapa gue nggak dapet pacar, kenapa gue selalu gagal dalam mendekati wanita, kenapa gue selalu jadi cemen, kenapa titit gue enggak membesar, eh kok....

Jawabannya sederhana, dan memang ada di sekitar diri gue sendiri. Mungkin, ini juga akan menjawab keresahan yang sama, kalo - kalo aja kalian merasakan.

Yang harusnya dilakukan adalah, datang untuk membuat bahagia, bukan datang membujuk agar mau. 

Selama ini, gue selalu terang - terangan untuk bikin seseorang mau. Padahal, kuncinya terdapat pada satu untai kata ; bahagia. Gue rasa, kalo setiap cowok selalu berhasil membahagiakan semua gebetannya, dunia akan menjadi tempat yang lebih menyenangkan. 

Yang sulit adalah, selalu ada lelaki malang yang bahkan enggak pernah punya kesempatan untuk membahagiakan. Gak adil, memang.
Seperti, cowok - cowok kurang beruntung, yang udah kena label ' semua cowok itu brengsek ' secara sepihak dari pihak wanita. Yah hidup memang kadang enggak enak. Padahal bisa saja, mereka adalah sosok - sosok yang butuh waktu untuk buktiin bahwa mereka bukan seperti itu...

Bisa aja kan ?

Ringkasan semester satu masa SMA gue adalah, gue merusak nama gue sendiri. Yang gue sadari waktu itu, gue jomblo, gue enggak ama siapa - siapa, artinya, gue bebas untuk bisa main sama siapa saja, foto sama siapa aja, posting sama siapa aja. Tapi ternyata enggak. Gue yang begitu, justru merusak nama baik gue. Gue sadar akan hal itu.

Dari situlah, ribuan jenis dan macam penolakan hadir dalam hidup gue. Dan, gue selalu saja bisa bertahan dan merasa gapapa. Eh, enggak juga sih. Sama seperti manusia lainnya, gue juga merasakan kesedihan.

Tapi,Salah satu alasan gue merasa gapapa adalah, Gimana ya, bahkan gue percaya, David Beckham aja pernah ditolak.  Hal serupa juga dialami oleh Bradd Pitt, Adipati Dolken. Apalagi cuma seorang Alex ?

Tapi sudahlah, enggak apa - apa juga. Mungkin kelas sebelas nanti, gue akan berhasil. Semoga.

Oiya, baru - baru ini, Indomaret deket rumah gue semacam kerja sama dengan salah satu cafe gitu. Jadi di sana, ada berbagai jenis kopi, frappe, atau jus. Yah, ibaratnya, Starbuck Merakyat. Harganya memang merakyat, tapi cukup untuk gue gagal makan enak selama dua hari.

Kalo enggak salah, namanya, Point Cafe atau apa gitu, gue lupa.

Karena deket, cuma empat puluh detik dari rumah  (  kalo naik lamborghini. ), berhubung gue naik motor keluaran dua ribu tiga, jadi sepuluh menit. Dan itu buka sampai malem. Kadang - kadang, kalo gue lagi bete di rumah, lagi mumet, gue suka beli satu. Entah latte atau frappe, tergantung mana yang diskon hihi.

Rasanya, setiap kali gue sedot, manisnya berhasil mengusir segala beban di kepala. Beneran...

Kayak, gue pernah, jam sepuluh, rasanya mau nangis entah kenapa. Terus yasudah deh, gue beli secangkir Cookies & Cream, enggak lama, gue merasa enakan. Enggak lama lagi, gue kembali merasa enggak enak. Iya, duit jajan dua hari habis dalam sekejap.

Yang keren lagi, di cafe itu juga, nama kita bisa ditulis gitu. Yah mirip - mirip sama itu lah...

Ngomongin soal pelarian masalah terus, gue jadi pengen ngomongin tentang masalah yang lagi gue alamin belakangan ini.  Masalah kesehatan tepatnya.

Sejak kelas sepuluh, gue jadi sering mimisan. Enggak ada angin atau apa, gue mimisan. Dalam 24 jam terakhir, gue udah dua kali mimisan. Padahal, enggak ada apa - apa. Gue jadi khawatir. Takutnya, hal itu terjadi di saat - saat yang kurang tepat. Kayak waktu itu, gue lagi wawancara OSIS. Semua calon anggota OSIS pada takut untuk masuk ke ruang wawancara. Kebetulan nama gue berinisial A, jadi wajar untuk dapet giliran pertama.

Semua wajah pendaftar terlihat serius dan tegang. Enggak lama, keluar dari pintu, seorang laki - laki ngibrit secara tidak jantan dengan hidung berdarah - darah.

Suasana Chaos.


Enggak pernah lupa pengalaman itu, gue beneran mimisan ketika lagi wawancara. Saat itu ketika gue ditanya, gue jawab, " Ini baru kali ini kok, biasanya enggak pernah. " Semakin gue sadari, semakin sering pula ternyata gue mimisan.

Gue jadi cemas. Mungkin ini efek - efek dari kelamaan kurang perhatian. Juga efek- efek dari hati yang butuh peratapan.

Ngomongin soal patah hati lagi, sejak beberapa waktu yang lalu, gue memutuskan untuk melakukan salah satu kegiatan gue di SMP : bikin soundcloud. Tapi kalo dulu, gue upload secara asal, dengan kualitas seadanya. Kalo yang ini, agak gue perhatiin lebih.

Tapi, yang dulu lebih booming kenapa ya ? haha

Gue punya file yang lama, dan gue menolak untuk mengunggahnya kembali. SMP gue sempat terguncang oleh sebuah rekaman dari gue. Pantas, gue memang hebat kala SMP. Melempem ketika masuk SMA, kayak kerupuk.

Bukan untuk apa - apa, gue cuma seneng saja melakukannya. Bukan untuk mencari sensasi atau apa - apa...

Kalian bisa temuin gue di soundcloud dengan mengklik :

https://soundcloud.com/al_eeks

Kalo - kalo, kalian penasaran...

Sejauh ini, baru ada dua sih... Yang pertama, gue rekam beberapa jam sebelum keberangkatan ke Lampung. Kala itu, di kamar kost, di Depok. Yang kedua, sengaja gue buat untuk seseorang. Isinya bener tentang keresahan hati gue. Untuk Min, gue rasa.

Belakangan ini juga, gue kembali jadi sering dengerin Budi Doremi. Musisi Indonesia favorit gue sejak masih SD. Gak lain, karena lagu barunya yang baru aja rilis 2018 ini. Coba geh kalian dengerin, nih, untuk yang males - males :

Budi Doremi - Tolong
Budi Doremi - Friendzone ( Live Sarah Sechan )

Yang Friendzone, itu gue suka banget yang lagi live di Sarah Sechan. Kalian bisa dengerin yang asli kok, gak kalah bagus. Mungkin kalian bakal nemuin hal - hal yang beda dari Budi ketika Live atau tidak, yang gue tau, itu emang gaya dia. Dan memang keren...

Oiya, gue udah mulai chat loh sama Min. Gue udah berani mengambil langkah. Sebenernya, mau gue masukin ke sini bukti chatnya. Tapi takut nangis sendiri ketika baca ulang. Abisnya,,,,...

Enggak. Enggak ada apa - apa yang salah. Semuanya berjalan dengan baik. Dia yang gue pikir bakalan jutek, ternyata, bener. Hihihi. Perasaan menunggu sebaris balasan mungkin melelahkan, tapi semuanya terbayar dengan satu dua kata yang masuk.

Kamu tau, sepanjang hari, ketika hape aku bergetar, aku selalu ngira itu adalah kamu. Dan gak jarang, aku salah.

Semuanya dimulai dari gue yang sendiri di atas motor. Komitmen, ketika sampai ke rumah bakal langsung mencoba dekat dengan Min. Dan komitmen itu benar - benar gue jalanin.

Gue enggak berharap banyak,,, karena gue juga tahu, kala itu di hari Jumat, Min berhasil membuat jumat gue selesai lebih cepat dari biasanya. Salah satu penolakan terjadi pada gue, membuat hari gue saat itu benar - benar selesai.

Hal yang gue harapin dari komitmen gue barusan, enggak banyak - banyak ; Min mau balas.

Ketika dimulai, satu dua jam belum ada balasan. Gue mulai pipis. Eh, pupus. Namun enggak lama, pesan balasan dari Min masuk, itu membuktikan bahwa Tuhan itu memang benar - benar ada. Setelah, beberapa jam berbalas dan bertukar pesan, gue juga jadi percaya, bahwa Setan juga benar - benar ada.

Tapi ada satu cerita menarik tentang gue dan Min. yah setidaknya, bagi gue. Mungkin bagi dia, bukan apa - apa. Bakal gue ceritain di tulisan selanjutnya.

Gue kehabisan topik untuk dibahas. Gue takut gue adalah sosok yang memang tidak pantas untuk Min. Ditambah lagi, kabar dari temen sekitar, banyak cowok - cowok lain yang tengah berusaha atas Min pula. Dan mereka, lebih dekat, lebih keren, lebih ganteng, lebih tajir.

Rasanya mau nangis.

Tapi sekali lagi,,,

Gimanapun juga, semua wanita pantas untuk bahagia.





Read More