Friday, June 8, 2018

Sebaiknya, jangan berandai - andai.


Pagi.

Seperti biasa,,, kalo gue kembali, pasti ada apa - apa.

Gue adalah orang yang percaya bahwa jumlah update-an di sosial media berbanding lurus dengan tingkat kegalauan seseorang.

Contoh nya, gue sendiri. Entah kenapa, tiba - tiba tangan gatel untuk ngepost berkali - kali. Ya tujuannya sih sederhana dan cuma satu ; ngode. 

Galau itu fana, ngode yang abadi.

Gue tuh sering banget, kalau sudah upload, kira - kira udah diliat oleh seseorang, entah kode nya dapet atau kagak, buru - buru diapus. Dengan begitu, hatipun sedikit lebih lega. 

Soal cerita menarik yang gue janjikan kemarin, gue menolak untuk bercerita kali ini. Masalahnya, gue belum minta izin sama Min. Tapi alasan terbesar gue untuk tidak menulis berkaitan hal itu adalah, jika tulisan itu benar ada, toh nggak akan merubah apa - apa. Atau bahkan, hanya akan memperburuk keadaan.

Dan aku tak punya hati, untuk menyakiti dirimu, dan aku tak punya hati untuk mencintai dirimu. 

Itu barusan sepatah lirik lagu Chrisye, gue lagi demen aja dengernya. Coba gih, dengerin Andai Aku Bisa - nya Chrisye, tapi cover Michael Pelupessy. Iya, yang I Idol kemarinn..

Ngomongin soal lagu,,, gue selalu minder. Gak lain, karena gue adalah orang yang sangat menikmati musik, dan tentu saja, pengin gitu bisa nyanyi - nyanyi. Tapi apa daya... Terakhir kali gue nyoba nyanyi bareng kawan,

" Ih kok gak masuk sih. "

" Ih bukan begitu. "

Tapi gak jarang juga ada yang muji suara gue ,, " Suara elo bagus Lex. " Lalu... " Tapi, lebih bagus diem." 

Tuhan...

Ngomong - ngomong, kalian pernah gak sih, ngechat seseorang tapi nggak dibales ? Maksud gue, posisikanlah kita semua tau bahwa orang yang kita chat, itu tengah megang hape. Namun, balasan gak kunjung dateng. Pernah ? 

Gue sering.

Tuhan...

Terus - terus, kalian pernah gak sih, merasa chat itu terjalin hanya sebelah tangan. Kayak, kalian selalu memulai sesuatu, lalu sosok dia hanya menerima dan menerima. Selamanya. Sampe kalian nggak tahu harus ngomong apa, gue rasa semua kita pernah. Atau, ada yang kagak ?

Di sini,,, gue cuma rindu masa - masa SD - SMP. Di mana semuanya begitu asik. Gue rindu masa - masa berusaha atas wanita bukanlah hal yang sejahat itu. Ya okeh, SMP gue emang jahat, gue harus nangis berkali - kali untuk cewek. Tapi walaupun begitu, rasanya, asik aja gitu. Mungkin, gue juga rindu tentang berbagai hal - hal di sarang lama. Memang benar, gue percaya, beberapa burung memang tidak ditakdirkan untuk dikurung. Gue rasa, gue kangen temen - temen dan hal - hal lama dalam hidup gue.

Oya, sejauh ini, gue enjoy banget nulis. Gue sambil dengerin lagu All I Want - Kodaline, coba geh dengerin, mungkin perasaan kita bisa sama. Gue yang menulis, dan kalian yang membaca. Siapa tau, Kodaline dapat jadi jalan tengah bagi kita. Penghubung. 

Kalian sadar gak sih, kalo lama - lama, kita kehilangan berbagai sosok secara perlahan - lahan. Secara sadar aja, di tempat gue tinggal,, tetangga - tetangga sekitar udah mulai nggak ada satu per satu. Inget banget, Ko Sin - Sin,, tempat gue beli lilin kalo lagi mati lampu. Apuk, tempat gue minjem kaset - kaset kartun kala kecil, atau bahkan, Papa gue sendiri, tempat gue menemukan kehangatan dan aroma khas ( bau rokok ) juga menghilang. Atau ada ini, di sebelah rumah gue, belom lama ini udah lumpuh dan diam kaku di kursi roda. Berarti kan bentar lagi,,,,,,,,,,


hihihi


Gak cuma itu, hal lainnya. Gue kehilangan Joni. Dia adalah sosok yang benar - benar gue cinta di kalanya. Sekarang, dia bahkan nggak ada di jangkauan tangan gue lagi. Dulu ? dia nggak pernah lepas dari pelukan gue.

Kemarin, gue ngeliat Joni tampil di salah satu cafe. Nyanyi, main gitar. Bagus banget. Gue masih inget, dulu ketika dia masih belom bisa main gitar, janji bahwa dia bakal bisa main gitar. Dan sekarang, dia udah tampil di cafe - cafe ?! Gila !

Hidup semua orang berkembang. Berjalan terus. Yang menyedihkan adalah, kita di sini - sini saja. Gue denger dia deket sama berbagai orang. Rasanya sakit, bukan karena gue masih nggak ikhlas, tapi karena, ya itu tadi. Sosok gue yang masih belom kemana - mana.

Gue hanya tengah merindukan beberapa hal lama yang kian menua dalam hidup gue. 

Gue ngerasa bahwa gue gagal untuk menemukan kenyamanan baru bersama Min atau sosok - sosok lainnya. Sesederhana, bahwa mereka nggak mau. Dan lagi, gue nggak menyalahkan siapa - siapa. Kayak salah satu kalimat di tulisan gue sebelumnya, Semua wanita pantas untuk bahagia.

Kalo udah begini, gue selalu cerita dan pulang ke dua hal : Nyokap - Blog ini.

Gue bilang ke nyokap bahwa gue ditolak cewe terus. Nyokap cuma ketawa. ' Nanti kalo udah dapet, kenalin ya. " " Tenang, kalo mama nggak setuju, Alex langsung putusin. " " Kalo ada aja nggak, apa yang mau diputusin ? " " Nggak gini..." 

Nyokap memberi gue kebebasan untuk berpacaran dengan siapapun. Gue juga pernah nanya kalo gue pacaran sama laki gimana, nyokap cuma bilang, Terserah. Kalo gue hamilin anak orang gue juga pernah nanya, ' Tanggung Jawab', itulah yang keluar dari nyokap.

Nyokap memang serealistis itu.

Lalu gue kembali ke blog ini lagi,,,

makasih ya log, kamu udah mau dengerin cerita akuuuuuu


Sebenernya, gue kembali ke sini, karena hati gue lagi gaduh aja. Nggak nyaman. Sama siapa lagi ???

Hari ini, tepatnya, di bawah atap Ayam Geprek, gue dan kawan - kawan laki yang lain ngumpul. Di tengah pembicaraan, temen - temen pada nyeletuk soal Min. Ada kabarnya, bahwa si A lagi berusaha,, bahwa si B katanya juga lagi berusaha, Si C udah jadian ( yang ini langsung gue sebor air teh ). Bukan apa - apa, itu di antara gue nggak percaya atau nggak ikhlas.

Ada yang bilang bahwa Min juga suka sama A karena baper atas sesuatu, ada yang bilang juga bahwa Min deket sama B, si C? dia udah gue amankan.

Dari salah satu nama yang diperbincangkan, ada yang bilang bahwa satu cowok juga udah masang foto Min di salah satu akun, ada yang bilang juga bahwa A punya pacar, tapi berusaha atas Min, lalu Min juga punya perasaan yang sama.

Mereka semua ketawa - ketawa, seru dan bercampur dalam pembahasan. Gue nggak bisa ketawa. Tepatnya, nggak bisa merasakan apa - apa.

Gue putuskan untuk pulang duluan dan nggak ikut ke destinasi mereka selanjutnya. Sepanjang perjalanan, rasanya gue pengin nangis. Semua pembincangan yang terjadi memenuhi ruang kepala gue. Yang menyedihkan adalah, ketika gue kembali melihat ke diri gue sendiri.

Dipandang sebelah mata, dianggap hanya mengganggu, enggak pernah dipeduliin, dicuekin, atau mungkin, gue juga hanya dianggap sebagai lelucon.

Percaya ama gue, kalian nggak tahu rasanya itu semua.

Rasanya pengen nyerah, tapi sekali lagi, gue nggak akan.

Kecuali kalo,,,, Seperti yang sudah berkali - kali gue katakan, gue akan berhenti ketika Min yang meminta. 

Bukan gue nggak mau berusaha, tapi gue hanya menghargai pilihan Min. Sekali lagi, semua wanita pantas bahagia.

Kalo udah begini, biasanya gue suka melakukan hal - hal gila sendirian. Melakukan hal - hal yang hanya dilakukan oleh professional. Biasanya, gue bakalan pergi nonton sendiri, atau pergi ke cafe sendiri. Memesan segelas milkshake, mungkin karena kopi terlalu pahit untuk diminum di saat - saat seperti ini. Pokoknya, gue banyak menghabiskan waktu gue sendiri. 

Gue enggak tahu, apa yang menyebabkan Min nggak mau menerima gue. Mungkin kalo dibahas, sisa hidup gue-pun nggak akan cukup. Atas dasar itu pula, yang bisa gue lakukan hanya berdoa dan berharap,,, bahwa Min nggak suka sama gue, sederhana bukan karena gue adalah gue.

Habisnya, gue bisa apa lagi ? 

Satu pertanyaan lagi, kalian pernah nggak sih, jatuh cinta sebegitu besarnya, sampe - sampe hati udah kayak rumput yang mengembun di pagi hari, sedingin itu. Atau sampe kalian nggak berani ngelangkah maju karena trauma ? 

Atau pernah gak, kalian merasakan kepulan - kepulan kenangan hadir menemani ketika sendiri, yang lalu, kalian nggak pernah bisa berbuat apa - apa. Hanya menikmati walau sakit dan penuh rindu,,,

Rasanya, dari semua itu, 

Min telah berhasil membuat gue sebagai juaranya.

0 Saran:

Post a Comment