Wednesday, June 6, 2018

Tolong, Katakan Pada Dirinya.



Gue senang bisa kembali lagi ke sini dengan keadaan damai. Dalam artian, enggak ada benar - benar sesuatu yang menjadi beban kepala. 

Kali ini, enggak aneh - aneh kok. Gue cuma mau sekadar mengingat apa saja yang terjadi selama gue SMA ini. Jujur, enggak kerasa banget kalo tahun pertama SMA gue sudah mendekati kata selesai. Jujur, gue bimbang. Rasanya, benar - benar kayak belum siap untuk beranjak, namun terlalu bosan untuk hanya diam. 

Di SMA, mungkin ada banyak hal baru yang gue jalanin. Kayak debat, salah satunya. Asik ? banget. Merasa seru ketika bisa mencoba hal yang baru. Yang menyedihkan adalah, ketika gue perlahan - lahan sadar, gue meninggalkan gue yang lama. Karena nyatanya, gue belum benar - benar mau pergi dari sosok yang lama.

Sebagai gambaran, gue ngerasa, ketika SMP, mendapatkan wanita bukanlah satu hal yang benar - benar sulit. Ibaratnya, semua cewek mau sama gue. Beda sama masa SMA, yang gue rasa, modal diri saja tidak cukup. Yah, bukan gue bilang semua cewek enggan sama laki - laki kere, tapi gue rasa, semua cewek memang pantas bahagia. Kalau ada cowok bermobil, kenapa harus motor ? 

Semua cewek pantas bahagia. 

Beberapa potong kalimat barusan adalah ungkapan hati terdalam dari seorang laki - laki gagal.

Gue enggak nyangka, bahwa tahun pertama gue di SMA, gue enggak pacaran sama siapa - siapa. Atau setidaknya, saling punya perasaan sayang yang sama dengan seseorang. Rata - rata, ada yang sayang sama gue, tapi gue kagak. Ada yang gue sayang, tapi dia kagak. Itu terjadi terus menerus. Sialan.

Melihat data pahit tersebut, gue putuskan untuk merenung. Bersemedi. Gue rasa, gue menemukan satu jawaban yang pasti.

Kalau pertanyaanya, kenapa gue bisa jomblo selama SMA, kenapa gue nggak dapet pacar, kenapa gue selalu gagal dalam mendekati wanita, kenapa gue selalu jadi cemen, kenapa titit gue enggak membesar, eh kok....

Jawabannya sederhana, dan memang ada di sekitar diri gue sendiri. Mungkin, ini juga akan menjawab keresahan yang sama, kalo - kalo aja kalian merasakan.

Yang harusnya dilakukan adalah, datang untuk membuat bahagia, bukan datang membujuk agar mau. 

Selama ini, gue selalu terang - terangan untuk bikin seseorang mau. Padahal, kuncinya terdapat pada satu untai kata ; bahagia. Gue rasa, kalo setiap cowok selalu berhasil membahagiakan semua gebetannya, dunia akan menjadi tempat yang lebih menyenangkan. 

Yang sulit adalah, selalu ada lelaki malang yang bahkan enggak pernah punya kesempatan untuk membahagiakan. Gak adil, memang.
Seperti, cowok - cowok kurang beruntung, yang udah kena label ' semua cowok itu brengsek ' secara sepihak dari pihak wanita. Yah hidup memang kadang enggak enak. Padahal bisa saja, mereka adalah sosok - sosok yang butuh waktu untuk buktiin bahwa mereka bukan seperti itu...

Bisa aja kan ?

Ringkasan semester satu masa SMA gue adalah, gue merusak nama gue sendiri. Yang gue sadari waktu itu, gue jomblo, gue enggak ama siapa - siapa, artinya, gue bebas untuk bisa main sama siapa saja, foto sama siapa aja, posting sama siapa aja. Tapi ternyata enggak. Gue yang begitu, justru merusak nama baik gue. Gue sadar akan hal itu.

Dari situlah, ribuan jenis dan macam penolakan hadir dalam hidup gue. Dan, gue selalu saja bisa bertahan dan merasa gapapa. Eh, enggak juga sih. Sama seperti manusia lainnya, gue juga merasakan kesedihan.

Tapi,Salah satu alasan gue merasa gapapa adalah, Gimana ya, bahkan gue percaya, David Beckham aja pernah ditolak.  Hal serupa juga dialami oleh Bradd Pitt, Adipati Dolken. Apalagi cuma seorang Alex ?

Tapi sudahlah, enggak apa - apa juga. Mungkin kelas sebelas nanti, gue akan berhasil. Semoga.

Oiya, baru - baru ini, Indomaret deket rumah gue semacam kerja sama dengan salah satu cafe gitu. Jadi di sana, ada berbagai jenis kopi, frappe, atau jus. Yah, ibaratnya, Starbuck Merakyat. Harganya memang merakyat, tapi cukup untuk gue gagal makan enak selama dua hari.

Kalo enggak salah, namanya, Point Cafe atau apa gitu, gue lupa.

Karena deket, cuma empat puluh detik dari rumah  (  kalo naik lamborghini. ), berhubung gue naik motor keluaran dua ribu tiga, jadi sepuluh menit. Dan itu buka sampai malem. Kadang - kadang, kalo gue lagi bete di rumah, lagi mumet, gue suka beli satu. Entah latte atau frappe, tergantung mana yang diskon hihi.

Rasanya, setiap kali gue sedot, manisnya berhasil mengusir segala beban di kepala. Beneran...

Kayak, gue pernah, jam sepuluh, rasanya mau nangis entah kenapa. Terus yasudah deh, gue beli secangkir Cookies & Cream, enggak lama, gue merasa enakan. Enggak lama lagi, gue kembali merasa enggak enak. Iya, duit jajan dua hari habis dalam sekejap.

Yang keren lagi, di cafe itu juga, nama kita bisa ditulis gitu. Yah mirip - mirip sama itu lah...

Ngomongin soal pelarian masalah terus, gue jadi pengen ngomongin tentang masalah yang lagi gue alamin belakangan ini.  Masalah kesehatan tepatnya.

Sejak kelas sepuluh, gue jadi sering mimisan. Enggak ada angin atau apa, gue mimisan. Dalam 24 jam terakhir, gue udah dua kali mimisan. Padahal, enggak ada apa - apa. Gue jadi khawatir. Takutnya, hal itu terjadi di saat - saat yang kurang tepat. Kayak waktu itu, gue lagi wawancara OSIS. Semua calon anggota OSIS pada takut untuk masuk ke ruang wawancara. Kebetulan nama gue berinisial A, jadi wajar untuk dapet giliran pertama.

Semua wajah pendaftar terlihat serius dan tegang. Enggak lama, keluar dari pintu, seorang laki - laki ngibrit secara tidak jantan dengan hidung berdarah - darah.

Suasana Chaos.


Enggak pernah lupa pengalaman itu, gue beneran mimisan ketika lagi wawancara. Saat itu ketika gue ditanya, gue jawab, " Ini baru kali ini kok, biasanya enggak pernah. " Semakin gue sadari, semakin sering pula ternyata gue mimisan.

Gue jadi cemas. Mungkin ini efek - efek dari kelamaan kurang perhatian. Juga efek- efek dari hati yang butuh peratapan.

Ngomongin soal patah hati lagi, sejak beberapa waktu yang lalu, gue memutuskan untuk melakukan salah satu kegiatan gue di SMP : bikin soundcloud. Tapi kalo dulu, gue upload secara asal, dengan kualitas seadanya. Kalo yang ini, agak gue perhatiin lebih.

Tapi, yang dulu lebih booming kenapa ya ? haha

Gue punya file yang lama, dan gue menolak untuk mengunggahnya kembali. SMP gue sempat terguncang oleh sebuah rekaman dari gue. Pantas, gue memang hebat kala SMP. Melempem ketika masuk SMA, kayak kerupuk.

Bukan untuk apa - apa, gue cuma seneng saja melakukannya. Bukan untuk mencari sensasi atau apa - apa...

Kalian bisa temuin gue di soundcloud dengan mengklik :

https://soundcloud.com/al_eeks

Kalo - kalo, kalian penasaran...

Sejauh ini, baru ada dua sih... Yang pertama, gue rekam beberapa jam sebelum keberangkatan ke Lampung. Kala itu, di kamar kost, di Depok. Yang kedua, sengaja gue buat untuk seseorang. Isinya bener tentang keresahan hati gue. Untuk Min, gue rasa.

Belakangan ini juga, gue kembali jadi sering dengerin Budi Doremi. Musisi Indonesia favorit gue sejak masih SD. Gak lain, karena lagu barunya yang baru aja rilis 2018 ini. Coba geh kalian dengerin, nih, untuk yang males - males :

Budi Doremi - Tolong
Budi Doremi - Friendzone ( Live Sarah Sechan )

Yang Friendzone, itu gue suka banget yang lagi live di Sarah Sechan. Kalian bisa dengerin yang asli kok, gak kalah bagus. Mungkin kalian bakal nemuin hal - hal yang beda dari Budi ketika Live atau tidak, yang gue tau, itu emang gaya dia. Dan memang keren...

Oiya, gue udah mulai chat loh sama Min. Gue udah berani mengambil langkah. Sebenernya, mau gue masukin ke sini bukti chatnya. Tapi takut nangis sendiri ketika baca ulang. Abisnya,,,,...

Enggak. Enggak ada apa - apa yang salah. Semuanya berjalan dengan baik. Dia yang gue pikir bakalan jutek, ternyata, bener. Hihihi. Perasaan menunggu sebaris balasan mungkin melelahkan, tapi semuanya terbayar dengan satu dua kata yang masuk.

Kamu tau, sepanjang hari, ketika hape aku bergetar, aku selalu ngira itu adalah kamu. Dan gak jarang, aku salah.

Semuanya dimulai dari gue yang sendiri di atas motor. Komitmen, ketika sampai ke rumah bakal langsung mencoba dekat dengan Min. Dan komitmen itu benar - benar gue jalanin.

Gue enggak berharap banyak,,, karena gue juga tahu, kala itu di hari Jumat, Min berhasil membuat jumat gue selesai lebih cepat dari biasanya. Salah satu penolakan terjadi pada gue, membuat hari gue saat itu benar - benar selesai.

Hal yang gue harapin dari komitmen gue barusan, enggak banyak - banyak ; Min mau balas.

Ketika dimulai, satu dua jam belum ada balasan. Gue mulai pipis. Eh, pupus. Namun enggak lama, pesan balasan dari Min masuk, itu membuktikan bahwa Tuhan itu memang benar - benar ada. Setelah, beberapa jam berbalas dan bertukar pesan, gue juga jadi percaya, bahwa Setan juga benar - benar ada.

Tapi ada satu cerita menarik tentang gue dan Min. yah setidaknya, bagi gue. Mungkin bagi dia, bukan apa - apa. Bakal gue ceritain di tulisan selanjutnya.

Gue kehabisan topik untuk dibahas. Gue takut gue adalah sosok yang memang tidak pantas untuk Min. Ditambah lagi, kabar dari temen sekitar, banyak cowok - cowok lain yang tengah berusaha atas Min pula. Dan mereka, lebih dekat, lebih keren, lebih ganteng, lebih tajir.

Rasanya mau nangis.

Tapi sekali lagi,,,

Gimanapun juga, semua wanita pantas untuk bahagia.





0 Saran:

Post a Comment